Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial
Pendapat mengenai Interaksi Sosial
Dalam kehidupan manusia atau individu selalu terjadi hubungan timbal balik. Dalam bermasyarakat senatiasa menjadi interaksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu. Beberapa jenis proses sosial dalam kehidupan bermasyarakat merupakan identifikasi dari interaksi yang bersifat kotinu.
Beberapa tokoh di dunia mempunyai pendapat yang berbeda – beda mengenai interaksi sosial. Beberapa tokoh tersebut adalah Kimbal Young, Gillin, Tamotsu Shibutani, dan Soekanto.
Kimbal Young (1948) membedakan interaksi sosial sebagai berikut:
1. Oposisi, mencakup persingan dan pertentangan.
2. Kerja sama, menghasilkan akomodasi
3. Diferensi, menyebabkan adanya perbedaan kerja antara orang – orang atau kelompok dalam masyarakat
Sementara Gillin (1951) menggolongkan proses sosial menjadi dua macam:
1. Proses Asosiatif, yang mencakup akomodasi, asimilasi, dan akulturasi
2. Proses Disosiatif, yang mencakup persaingan, pertentangan, atau pertikaian yang berupa kontravensi dan konflik.
Pada tahun 1986 Tamotsu Shibutani megutarakan pendapatnya tentang interaksi sosial. Ia lebih mengedepankan hal – hal berikut:
1. Akomodasi
2. Ekspresi
3. Interaksi Strategis
4. Pengembangan Perilaku Manusia
Soekanto, tahun 2003, mengembangkan pendapat Gilin dengan menyajikan jenis – jenis proses sosial yang meliputi proses asosiatif dan proses diasosiatif.
Soekanto, tahun 2003, mengembangkan pendapat Gilin dengan menyajikan jenis – jenis proses sosial yang meliputi proses asosiatif dan proses diasosiatif.
PROSES – PROSES ASSOSIATIF
Proses Asosiatif adalah proses yang bersifat peggabunagn antara dua objek atau tanggapan indriawi da merupakan rangkaian antara kepribadian dan kebudayaan.
Proses asosiatif adalah prose yang merupakan penggabungan antara dua objek atau tanggapan indriawi. Proses penggabungan dapat diuraikan menjadi dua bentuk yakni:
1. Kerja sama (cooperation),
2. Akomodasi (acomodation),
3. Asimilasi (assimilation),
4. Akulturasi (acculturation).
- KERJA SAMA (COOPERATION)
- Penegertian dari kerja sama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama – sama dengan orang lain atau secara kelompok dalam rangka menyelesaikan suatu tugas atau kegiatan yang ditentukan sehingga mencapai daya guna yang sebesar – besarnya.
- Kerja sama dapat muncul karena adanya orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri atau kelompok orang lain. Proses sosial terbentuknya kerja sama secara tidak sengaja akan menimbulkan konflik sosial yang bersifatpositif maupun negatif.
- Munculnya konflik yang bersifat negatif dalam masyarakat dapat membuat solidaritas sosial dalam kelompok itu menjadi rusak karena terjadi perpecahan. Maka dari itu, konflik yang bersifat negatif segera harus segera diatasi meskipun sifatnya sementara.
- Selain terdapat konflik yang bersifat negatif, juga terdapat konflik yang bersifat positif. Konflik yang bersifat positif sangat bertolak belakang dengan konflik yang bersifat negatif. Konflik yang bersifat positif dapat membuat solidaritas sosial menjadi lebih tinggi apabila mengalami konflik dengan kelompok luar.
- Agar kehidupan manusia dapat terasa lebih ringan dalam permasalahan atau pekerjaan maka diperlukan suatu kerja sama. Contoh – contoh dari kerja sama yang bersifat positif antara lain kerukunan, tawar – menawar, kooptasi, koalisi, joint – venture.
- AKOMODASI (ACCOMODATION)
1. Akomodasi mempunyai beberaapa pengertian yaitu:
2. Persediaan atau penyediaan tempat kediaman dan fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan
3. Penyesuaian diri dengan alam
4. Penyelesaian perselisihan
5. Akomodasi dapat digunakan untuk dua kebutuhan, pertama akomodasi sebagai suatu keadaan, dan yang kedua akomodasi sebagai suatu proses.
6. Akomodasi sebagai proses adalah usaha – usaha manusia untuk meredakan pertentangan dalam mencapai kestabilan. Sedangakn akomodasi sebagai keadaan adalah kenyataan adanya keseimbangan kehidupan bermasyarakat.
Manfaat dari akomodasi dapat digunakan untuk beberapa hal yaitu:
1. Meredakan pertentangan orang perorangan atu kelompok akibat perbedaan pendapat atau kesalah pahaman
2. Mencegah meledaknya pertentangan atau ungkapan emosional untuk sementara waktu
3. Menentukan pilihan adanya kerja sama antar kelompok sosial sebagai akibat faktor – faktor sosial ekonomi psikologis dan kebudayaan atau faktor terisolasinya kehidupan oleh kondisi alam.
4. Mengupayakan penggabungan antara kelompok – kelompok yang terpisah atau terpisah.
• Akomodasi sebagai proses sosial memiliki beberapa bentuk antara lain paksaan (coercion), kompromi (compromise), arbitrsi (arbitration), mediasi (mediation), konsiliasi (conciliation), toleransi (tolerance), saling tidak bereaksi (stalemate), dan penyelesaian pengadilan (adjudication)
• Selain mempunyai manfaat, akomodasi juga mempunyai hasil. Hasil dari akomodasi adalah kebersamaan, penekanan oposisi, koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda, perubahan lembaga – lembaga permasyarakatan, perubahan – perubahan dalam kependudukan, dan pembukaan jalan ke arah asimilasi.
Musyawarah merupakan salah satu bentuk dari akomodasi sosial. Gambar di atas adalah suasana ketika berlangsungnya sidang MPR
- ASIMILASI (ASSILIMATION)
Asimilasi adalah suatu penyesuaian atau penyelarasan proses sosial dalm taraf lanjutan yang ditandai dengan adanya usaha – usaha yang dilakukan untuk mengurangi perbedaaan yang terdapat pada orang perorangan atau kelompok. Beberapa bentuk interaksi soial yang memberikan arah ke satu proses asimilasi antara lain sebagai berikut:
1. Interaksi sosial yang bersifat pendekatan terhadap pihak lain dan berlaku sama bagi pihak lain juga
2. Interaksi sosial yang tidak mengalami halangan atau pembatasan
3. Proses asimilasi dipercepat apabila interaksi sosial bersifat langsung dan primer
4. Frekuensi interaksi sosial yang tinggi dan adanya keseimbangan antara pola – pola asimilasi tersebut
Cepat atau lambatnya perwujudaan asimilasi pada perorangan atau kelompok dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorang dan faktor penghambat.
Faktor pendorond terjadinya asimilasi antara lain:
1. Tingkat toleransi seseorang atau kelompok terhadap kelompok lain
2. Kesempatan berimbangnya ekonomi antar individu atau kelompok
3. Sikap menghargai kehadiran orang asing beserta kebudayaannya
4. Sikap terbuka yang dimiliki oleh golongan berkuasa dalam masyarakat
5. Memiliki persamaan historis dan perkembangan unsur – unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuarn antar kelompok yang berbeda
7. Kedatangan musuh dari luar yang dipandang mengganggu kelangsungan hidup bersama
Faktor – faktor yang menghambat terjadinya asimilasi:
1. Terisolasinya golongan tertentu dalam kehidupan masyarakat
2. Kurangnya pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok sosial
3. Adanya perasaan takut terhadap suatu kekuatan kebudayaan yang dihadapinya
4. Adanya perasaan bahwa kebudayaan yang dimiliki loeh golongan atau kelompok lain lebih unggul dibandingkan dengan kebudayaan yang dimiliknya
5. Adanya perbedaan warna kulit atau ciri fisik tertentu karena latar belakang induk bangsa yang berbeda
6. Adanya perasaan mengelompok atau menutup diri yang sangat kuat
7. Adanya gangguan dari golongan mayoritas terhadap golongan minoritas
8. Munculnya perbedaaan kepentingan dan pertentangan pribadi atau golongan
- AKULTURASI (ACCULTURATION)
Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai akibat pertemuan (kontak budaya) secara langsung dan terus – menerus antar kelompok manusia yang memiliki kebudayaan berbeda namun tidak menghilangkan ciri atau sifat asli dari masing – masing kebudayaan.
- Bangunan candi di Indonesia contohnya. Pada Candi Prambanan, bangunannya berbentuk punden berundak dan relief – reliefnya mengangkat kisah Ramayana. Jadi dapat disimpulakn bahwa Indonesia mendpat pengaruh dari negara lain yaitu India, Thailand dan Kamboja. Meskipun demikian suasana yang digambarkan pada relief tersebut masih menggambarkan suasana alam Indonesia yang indah nan asri, sehinnga masih mencerminkan ciri khas dari Indonesia
-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar