Sabtu, 02 Mei 2009

air dalam kehidupan

Air dalam kehidupan

Kehidupan di dalam laut.

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organic untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.

 Makhluk air

Perairan bumi dipenuhi dengan kehidupan. Makhluk-makhluk pertama berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudra, plankton menjadi sumber makanan utama.
Air dan manusia
Peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air. Mesopotamia yang disebut sebagai awal peradaban berada di antara sungai Tigris dan Euphrates. Peradaban Mesir Kuno bergantung pada sungai Nil. Pusat-pusat manusia yang besar seperti Rotterdam, London, Montreal, Paris, New York City, Shanghai, Tokyo, Chicago, dan Hong Kong mendapatkan kejayaannya sebagian dikarenakan adanya kemudahan akses melalui perairan.

Air minum 

Air yang diminum dari botol.

Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan.[12] Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari,[13] namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. [14] Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.

Fakta tentang Air
 

Meskipun air meliputi 70% dari permukaan bumi, kebanyakan darinya terlalu asin untuk diminum. Tiga per empat dari air tawar yang tersedia diperoleh dari gunung es kutub, dan dalam bentuk glasier ( sungai es). Sisa air tawar tersedia dalam bentuk air tanah, sungai, danau dan arus Ada lebih dari dua ratus lima puluh sungai di dunia. Sungai utama di india adalah Indus, Yamuna, Gangga dan Brahmaputra. Populasi dunia terus tumbuh, dan kebutuhan untuk air berlipat ganda tiap dua puluh tahun. Katakan seseorang perlu hanya sekitar empat liter air minum per hari, lebih dari dua ribu liter air diperlukan untuk mencukupi kebutuhan tiap orang. 85 galon air dibutuhkan untuk memproduksi satu pon telur, 150 galon untuk memproduksi sepotong roti, dan 1000 galon untuk memproduksi satu pon kentang. Tapi lebih dari setengah air yang digunakan untuk irigasi hilang karena penguapan. Yang cukup mengejutkan, sebotol air lebih menghabiskan biaya ketimbang susu, minyak atau bahkan gas! Ekstraksi yang berlebihan dari air menyebabkan bidang penampungan air tanah menurun. Pada waktu yang sama, kualitas air menurun pada banyak tempat di dunia, khususnya daerah perkotaan. Di India, lebih dari empat juta hektar tanah pertanian telah hilang karena penyedotan air (water loging), atau peningkatan kadar garam. Banyak penyakit muncul dari air, dan penyakit disebabkan oleh kurangnya air bersih untuk mandi, menimpa jutaan orang tiap tahun. Mungkin fakta yang paling mengerikan adalah pada 20 tahun nanti, mungkin tidak akan tersedia air tawar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setengah populasi dunia saat itu. Ini adalah alasan kenapa lebih dari 10.000 tanaman desalinasi telah ditanam, terutama di Timur Tengah. 

Fakta-fakta Seputar Air dan Bencana Alam 

Dunia mengalami peningkatan kerusakan yang dramatis diakibatkan oleh efek dari bencana alam, mulai dari kekeringan yang ekstrem hingga banjir besar, diakibatkan oleh kurangnya pengelolaan air dan tata guna lahan dan juga akibat adanya gejala perubahan cuaca akibat global warming.
• Kerugian jiwa akibat bencana alam yang terjadi pada negara yang miskin adalah sebesar 13 kali lebih besar daripada kejadian yang serupa di negara yang sudah maju.
• Sebanyak 75% penduduk dunia tinggal di daerah-daerah yang mengalami minimal 1 kali bencana gempa bumi, siklon tropis, banjir atau kekeringan antara tahun 1980 hingga 2000.

laporan Tim Tanggap Darurat PVG Bencana Situ Gintung
SELASA, 07 APRIL 2009 06:58 WIB
JAKARTA. Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) telah melakukan pemeriksaan di lokasi bencana banjir bandang di daerah Situ Gintung, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Berdasarkan penelitian, bencana terjadi pada hari Jumat 27 Maret 2009, sekitar pukul 04:30 WIB. Jenis bencana berupa aliran bahan rombakan (debris flow) yang terjadi akibat jebolnya tanggul Situ Gintung selebar ± 65 m, yang diikuti dengan gerakan tanah (longsoran) pada gawir tanggul dengan panjang antara 3 - 7 m, lebar antara 3 - 8 m, tinggi gawir antara 1 - 2,5 m dan arah gerakan tanah N 278o E, N 283o E dan N 72o E. Secara umum arah aliran banjir bandang (debris flow) adalah N 41o E.

Wilayah sekitar bencana berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Kejadian Gerakan Tanah/Tanah Longsor pada bulan Maret 2009 (Badan Geologi), termasuk dalam Potensi Gerakan Tanah Sangat Rendah dengan Morfologi berupa daerah yang relative datar dengan lembah Situ Gintung. Daerah hilir berupa lembah relative bergelombang lemah yang dibatasi oleh lereng terjal (tanggul situ). Daerah ini merupakan lembah aliran sungai Pesanggrahan yang secara umum merupakan lembah yang relative datar. Kondisi keairan daerah bencana berupa aliran air permukaan cukup besar dari sungai Pesanggrahan (tempat situ Gintung) terutama pada waktu musim hujan.

Tim Tanggap Darurat memperkirakan penyebab bencana yaitu, curah hujan yang tinggi di daerah hulu, adanya retakan-retakan pada tubuh tanggul serta limpahan air pada mercu tanggul yang meresap ke dalam tubuh tanggul sehingga menyebabkan tanah tanggul menjadi jenuh air

Selanjutnya Tim merekomendasikan kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sepanjang aliran S. Pesanggrahan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan karena apabila terjadi hujan deras, tanah pada lokasi tanggul yang jebol masih mempunyai potensi terjadi longsoran-longsoran. Pada masa yang akan datang untuk menghindari dan mengurangi resiko bencana di daerah sekitar Situ Gintung dan lembah Sungai Pesanggrahan perlu adanya penataan tata ruang dengan menyertakan analisis resiko bencana sesuai amanat UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 
Sebagian warga DKI Jakarta dan sekitarnya mengeluhkan air tanah yang kian menyusut. Padahal air tanah masih menjadi andalan sebagian besar warga akan air bersih. Kondisi itu juga terjadi di wilayah selatan Ibu Kota yang selama ini disebut sebagai kawasan resapan air.

Masalah dan Manfaat Air


Sebagian besar tubuh manusia tersusun dari molekul H2O yang sehari-hari kita kenal dengan sebutan air. Air sangat berperan dalam berbagai bentuk kehidupan. Tanpa air, manusia akan mati dan tidak akan pernah ada yang namanya manusia. Awal-awal kehidupan di bumi diyakini oleh para ilmuwan dimulai dari laut (air). Evolusi makhluk dimulai dari laut hingga menjadi berbagai jenis hewan, tumbuhan dan manusia sampai saat ini setelah melewati lebih dari ratusan juta tahun. Selama itu pula, air menjadi penentu dalam kehidupan di planet ini. Kita semua tahu bahwa air sangat dibutuhkan, bahkan lebih penting dari makanan. Namun, apakah kita sadar bahwa di masa yang akan datang mungkin saja kita akan berperang untuk memperebutkan air? Apakah kita juga tahu bahwa air akan membuat bencana bagi manusia?

Kita mengetahui bahwa bumi semakin panas. Pemanasan global telah membuat perubahan cuaca dan iklim. Daerah panas akan semakin panas dan kekeringan akan semakin luas terjadi. Karena pemanasan global, di masa mendatang akan terjadi gangguan hidrologi—atau sedang terjadi. Air akan hilang dari daerah di mana air sangat diharapkan dan akan muncul di tempat yang tidak terduga yang bisa menyebabkan kerusakan. Penguapan juga akan terjadi secara besar-besaran yang menyebabkan meluasnya gurun, aliran sungai akan hilang dan seringkali menyebabkan bencana. Menurut penelitian, aliran air di Sungai Indus menurun sebanyak 40%, aliran Sungai Niger 30% dan aliran Sungai Nil sebanyak 10%. Hal itu akan berdampak kekurangan air besar-besaran di sekitar sungai tersebut.
Saat ini salju di berbagai belahan bumi mencair dan di masa mendatang, manusia akan diserang oleh air karena kenaikan air laut. Es raksasa yang mengapung di pantai Spitsbergen, Norwegia berasal dari lapisan es Arktik yang telah lenyap 40% selama kurun waktu 40 tahun terakhir. Air dari es tersebut akan bergabung dengan air laut. Begitu pula air dari mencairnya es di kutub selatan. Semua itu akan mendorong kenaikan air laut dan akan membuat garis pantai semakin berkurang di masa mendatang. Banyak kota di tepi pantai yang akan tenggelam. Itu berarti air akan membawa kehancuran bagi manusia.
Jika dilihat dari sudut pandang ajaran Buddha, segala sesuatunya adalah netral. Tergantung dari bagaimana memandangnya dan bagaimana menggunakannya. Seperti air yang bisa membawa kehidupan bagi manusia, air juga seringkali menghancurkan manusia. Contohnya tsunami di Aceh yang meratakan daerah pantai dan banjir di Jakarta membawa penderitaan dan wabah penyakit. Siklus air yang tadinya seimbang telah rusak oleh manusia. Kita menghancurkan hutan, membuka lahan hanya untuk memenuhi keserakahan kita. Tanpa sadar kita telah membuat daerah resapan air berkurang sehingga terjadi longsor dan air hujan yang tadinya diserap menjadi mengalir menuju laut. Itu berarti akan berakibat pasokan air tanah berkurang dan terjadilah kekeringan. Hukum sebab akibat (kamma atau karma) akan berlaku. Kita yang membuat dan kita yang akan menerima akibatnya.
Semua kondisi di dunia ini adalah saling terkait (paticcasamuppada atau pratityasamutpada). Jika kita tidak ingin dicelakai oleh air, kita jangan mencelakai air. Artinya kita jangan merusak keseimbangan siklus air. Tidak merusak keseimbangan siklus air berarti berupaya mengurangi pemanasan global. Berupaya mengurangi pemanasan global berarti mengurangi atau menghindari penggunaan barang yang bisa membuat polusi atau kerusakan lingkungan. Hal tersebut tak lain adalah hemat dan jangan serakah. Kita bisa belajar dari diri kita sendiri untuk berhemat (listrik, air,dsb) dan kurangi keserakahan dengan menggunakan barang sesuai kebutuhan dan dapat di daur ulang.
Air adalah sumber kehidupan. Air pun memberikan kita sebuah cara baru dalam membuat bahan bakar yang ramah lingkungan, yakni bahan bakar hidrogen. Hidrogen dapat dibuat dari air dan dibakar seperti layaknya bensin. Bahan bakar dari air ini sangat ramah lingkungan sehingga diharapkan di masa mendatang, bahan bakar hidrogen menjadi bahan bakar utama. Penelitian ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan efisiensi dalam membuat bahan bakar hidrogen. Mobil berbahan bakar hidrogen telah diluncurkan dan mulai banyak diminati. Ini merupakan sinyal positif semakin sadarnya kita.
Hidup manusia seharusnya seperti aliran air sungai. Semakin menuju ke laut, semakin banyak cabang dan semakin membuat makmur pula daerah di sekitarnya. Namun, manusia tidak belajar dari aliran sungai. Semakin banyak manusia, semakin serakah pula manusia sehingga alam dan lingkungan sekitarnya semakin dirusak. Manusia adalah bagian dari bumi. Bumi bukan milik manusia, namun manusialah milik bumi. Mulailah kita menghargai alam dengan menghargai air dahulu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar